| Hidup Itu Penuh Cerita | Selamat Datang Kawan |

Jumat, 23 Maret 2012

makalah rumah tangga produsen (perusahaan dagang)


RUMAH TANGGA PRODUSEN
(PERUSAHAAN DAGANG)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi






FKIP












Disusun oleh :

USEP HENDI                       2107110004
DESI YUNIAWATI               2107110122
HANIFAH NURAENI           2107110028
FERMY ARISTA                  2107110042
MELSA TRIYULIANI           2107110115
YENI SRI WAHYUNI           2107110094






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2012



 

SUMMARY


Rumah tangga produsen (2012)

Pengusaha adalah orang yang mengelola sendiri perusahaannya dan siap menanggung resiko rugi-laba, sedangkan manajemen kemampuan memanfaatkan orang lain dengan segala kemampuan dan aktifitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perusahaan adalah tempat organisasi factor-faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermutu untuk mendapatkan keuntungan.
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang dagangan dengan tujuan untuk di jual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk atau memprosesnya terlebih dahulu . Dengan demikian, karakteristik perusahaan dagang yang tidak memiliki oleh perusahaan jasa adalah yang berkaitan dengan kegiatan pembelian dan penjualan barang dangan itu sendiri sehingga semua akun yang terdapat pada perusahaan jasa akan terpakai dalam perusahaan dagang di tambah dengan akun-akun baru yang berhubungan dengan pembelian, penjualan, dan persediaaan barang dagang.

i
 
Keyword: pelaku ekonomi, rumah tangga produsen
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alhamdulillah, saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya dan Inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Rumah Tangga Produsen Perusahaan Dagang”.
Dengan terselesaikannya tugas makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan ini, masih banyak terdapat kekeliruan, seperti pepatah tak ada gading yang  tak retak, saya akan sangat berlapang dada dan berbesar hati menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun, bermanfaat bagi kelanjutan pembuatan makalah yang selanjutnya.



Ciamis,  Maret 2012
Penyusun



ii
 

 

DAFTAR ISI

SUMMARY...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I  PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang                                                                             1
1.2   Rumusan Masalah                                                                        2
1.3   Tujuan                                                                                            2
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1  Ilmu Ekonomi............................................................................... 3
2.2  Jenis-Jenis Ilmu Ekonomi ......................................................... 5
2.3 Pelaku Ekonomi dalam Sebuah Perekonomian...................... 6
BAB III PEMBAHASAN................................................................................. 11
3.1  Perusahaan Dagang ..........................................................        11
3.2 Pelakurumah tangga Perusahaan..............................................14
3.3   Tugas Rumah Tangga Ekonomi Perusahaan .......................   16
3.4 Ruang Lingkup Rumah Tangga Ekonomi Perusahaan............17
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 22
4.1   Kesimpulan ..................................................................................22
4.2    Saran........................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 25


iii
 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi. Perusahaan adalah tempat berlangsungnya proses produksi. Dengan demikian, kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi (menghasilkan barang). Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang dagangan dengan tujuan untuk di jual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk atau memprosesnya terlebih dahulu . Dengan demikian, karakteristik perusahaan dagang yang tidak memiliki oleh perusahaan jasa adalah yang berkaitan dengan kegiatan pembelian dan penjualan barang dangan itu sendiri sehingga semua akun yang terdapat pada perusahaan jasa akan terpakai dalam perusahaan dagang di tambah dengan akun-akun baru yang berhubungan dengan pembelian, penjualan, dan persediaaan barang dagang.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
1.      Apa yang dimaksud dengan pelaku ekonomi?
2.      Bagaimana rumah tangga perusahaan dalam perusahaan dagang?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis pelaku ekonomi dan rumah tangga perusahaan dagang.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Ilmu Ekonomi
Secara istilah, ilmu ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu ekonomi terbagi dalam kedua kajian yakni Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro. Adapun pengertiannya yaitu sebagai berikut :
a.      Ekonomi Mikro
Ekonomi Mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisa bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian (dalam lingkup kecil) seperti harga, biaya produksi, perilaku produsen, perilaku konsumen, permintaan, penawaran, teori produksi, elastisitas, dan lain-lain.
Ekonomi mikro mempelajari bagaimana rumah tangga individual atau perusahaan pengambil keputusan dan melakukuan interaksi di pasar tertentu. Contohnya seperti bagaimana harga suatu barang terbentuk? Bagaimana menentukan harga? Bagaimana memproduksi untuk mencapai tingkat paling efisien? Bagaimana perusahaan memperoleh laba maksimum? Bagaimana konsumen memperoleh kepuasan maksimum?
b.      Ekonomi Makro
Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara keseluruhan (dalam lingkup luas) seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lain-lain.
Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi, pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca, pembayaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Kedua kajian tersebut pada dasarnya adalah menjelaskan mekanisme dari kegiatan ekonomi.

2.2  Jenis-Jenis Ilmu Ekonomi
Adapun jenis-jenis analisis ilmu ekonomi yaitu sebagai berikut :
a.      Teori Ekonomi (Analysa Economic), yakni ilmu yang menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi kemudian merumuskan hubungan-hubungan itu dalam suatu hokum ekonomi. Contoh : Hukum Permintaan (Jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang. Jika harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah), Hukum Penawaran (Jika harga barang naik maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah. Jika harga barang turun maka jumlah yang ditawarkan akan berkurang), Teori Produksi, dan lain-lain.
b.      Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics), yakni ilmu yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari wujud dalam perekonomian. Contohnya seperti keadaan petani di Jawa Tengah, inflasi yang meningkat pada tahun 1998, dan lain-lain.
c.      Ekonomi terapan (Aplied Economics), yakni ilmu ekonomi yang mengkaji tentang kebijakan-kebijakan yang perlu dilaksanakan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi. Contoh : Ekonomi Moneter, Ekonomi Koperasi, Ekonomi Perusahaan, dan lain-lain.
Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui realitas kelangkaan lalu memikirkan cara mengorganisasikan masyarakat dalam suatu acara yang menghasilkan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan) yang unik. Pengkajian ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian berdasarkan keputusan rumah tangga individual dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga individual dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa tertentu. Kedua, dapat dikaji operasi perekonomian secara menyeluruh yang merupakan kumpulan dari semua pengambil keputusan di semua pasar.
Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas karena kebutuhan tak terbatas, sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai utilitas (utility) maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Kegunaan atau nilai guna suatu barang dapat didasarkan dalam hal berikut ini.
1.      Nilai guna total (total utility) adlaah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan.
2.      Nilai guna maksimal (marginal utility) adlaah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
3.      Nilai guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan. Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal dengan Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh.
4.      Nilai guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II yang menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.

2.3 Pelaku Ekonomi dalam Sebuah Perekonomian
Setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya, akan melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi berbeda-beda . Pelaku ekonomi merupakan pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi. Secara garis besar, pelaku ekonomi dapat dikelompokkan menjadi lima pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan, koperasi, masyarakat, dan negara. Setiap pelaku ekonomi ada yang berperan sebagai produsen, konsumen, atau distributor. Namun, kegiatan ekonomi yang kompleks itu melibatkan rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan masyarakat luar negeri. Sistem ekonomi kerakyatan sendi utamanya adalah UUD 1945 pasal 33 ayat (1), (2), dan (3). Bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (1) adalah koperasi, dan bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (2) dan (3) adalah perusahaan negara. Adapun dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi “hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh di tangan seorang”. Hal itu berarti perusahaan swasta juga mempunyai andil di dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan demikian terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan swasta, dan koperasi. Ketiga pelaku ekonomi tersebut akan menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebuah sistem ekonomi akan berjalan dengan baik jika pelaku-pelakunya dapat saling bekerja sama dengan baik pula dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian sikap saling mendukung di antara pelaku ekonomi sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan ekonomi kerakyatan.
a.      Rumah Tangga
Adalah sebuah kesatuan yang terdiri atas suami, isteri, anak atau anggota keluarga lain yang merupakan anggota masyarakat dan potensial alam: sumber modal, sumber faktor produksi, sumber penghasilan. Sebagai pelaku ekonomi, rumah tangga merupakan pengguna barang atau jasa serta sumber factor produksi modal dan tenaga kerja yang memerlukan adanya sumber dana berupa pendapatan atau penghasilan.  Rumah tangga akan memperoleh penghasilan berupa bunga. Atau, bila dana dari rumah tangga ditanamkan langsung dalam bentuk pendirian perusahaan maka rumah tangga akan memperoleh penghasilan berupa laba atau deviden.
b.      Perusahaan
Adalah organisasi yang bergerak di segala bidang bisnis. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang sangat potensial. Ada tida unsure dalam perusahaan :
Pengusaha adalah orang yang mengelola sendiri perusahaannya dan siap menanggung resiko rugi-laba, sedangkan manajemen kemampuan memanfaatkan orang lain dengan segala kemampuan dan aktifitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perusahaan adalah tempat organisasi factor-faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermutu untuk mendapatkan keuntungan.
Badan usaha adalah lembaga hukum organisasi factor-faktor produksi untuk menghasilkan keuntungan.
c.      Pemerintah
Fungsi  utama pemerintah adalah mengendalikan perekonomian untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah menggunakan kebijakan fiscal, kabijakan moneter, kebijakan tingkat kurs dan kebijakan pendapatan. Berbagai kebijakan itu secara nyata meningkatkan produksi masyarakat melalui penyediaan prasarana produksi umum, peningkatan gairah produksi melalui pajak dan subsidi dan pengawasan terhadap jumlah uang yang beredar melalui bank sentral.
d.      Masyarakat luar negeri
Adalah negara-negara yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam kerjasama ekonomi dengan suatu negara tertentu. Kehidupan perekonomian suatu Negara tidak selalu dapat dipenuhi atau didukung secara domestic. Keterkaitan perekonomian domestic dengan perekonomian luar negeri tampak jelas dalam krisis ekonomi yang terjadi secara beruntun. Krisis ekonomi di Indonesia salah satunya diatasi dengan meningkatkan ekspor. Hubungan dengan masyarakat luar negeri dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal yaitu hubungan ekspor-impor, hubungan regional dan hubungan internasional.





BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Perusahaan Dagang
Setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya, akan melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi berbeda-beda. Keluarga kalian setiap hari makan, berarti mereka telah melakukan kegiatan konsumsi (berperan sebagai konsumen). Namun berbeda ketika keluarga kalian bekerja.Apakah mereka dinamakan pelaku konsumsi? Orang yang bekerja berarti mereka telah melakukan kegiatan produksi. Dengan demikian dinamakan pelaku produksi. Bagaimana dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi lainnya? Sama seperti keluarga kalian, mereka juga melakukan kegiatan ekonomi, namun aktivitas yang mereka lakukan berbeda.
Pelaku ekonomi merupakan pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi. Secara garis besar, pelaku ekonomi dapat dikelompokkan menjadi lima pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan, koperasi, masyarakat, dan negara. Setiap pelaku ekonomi ada yang berperan sebagai produsen, konsumen, atau distributor.
Perusahaan dagang adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
Perusahaan adalah tempat berlangsungnya proses produksi. Dengan demikian, kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi (menghasilkan barang). Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen.
Ekonomi perusahaan adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku ekonomi di dalam rumah tangga perusahaan. Ekonomi perusahaan seolah-olah meneropong rumah tangga produsen dengan kaca pembesar. Oleh karena itu, bisa juga disebutkan, bahwa ekonomi perusahaan adalah penajaman fokus penglihatan pada bagian perilaku produsen dari ekonomi mikro.
Berdasarkan lapangan usahanya, perusahaan yang ada dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu industri primer, industri sekunder, dan industri tersier.
a.      Industri Primer
Industri primer adalah perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang disediakan oleh alam. Contohnya, pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan.

b.     Industri Sekunder
Industri sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang industri atau perusahaan-perusahaan yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi dan siap untuk dikonsumsi masyarakat. Contohnya: perusahaan mobil, sepatu, pakaian, dan lainlain.
c.      Industri Tersier
Industri tersier adalah industri yang menghasilkan jasa-jasa perusahaan yang menyediakan pengangkutan (transportasi), menjalankan perdagangan, memberi pinjaman, dan menyewakan bangunan.
Selain berperan sebagai produsen, perusahaan juga sebagai pelaku konsumsi. Perusahaan akan membutuhkan berbagai bentuk faktor produksi seperti bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja, mesin, dan lain sebagainya. Semua itu dapat diperoleh dengan cara membeli dari rumah tangga keluarga atau rumah tangga pemerintah (negara). Misalnya, perusahaan roti, akan membutuhkan telur, tepung terigu, gula pasir, bahan pengembang, tenaga kerja, oven, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dikonsumsi perusahaan untuk memperlancar proses produksi.
Perusahaan juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada aktivitas perusahaan dalam menyalurkan hasil produksinya ke konsumen. Setelah proses produksi berakhir, perusahaan akan menghasilkan barang. Barang-barang tersebut dapat sampai ke konsumen dengan melakukan penyaluran (distribusi) barang ke toko-toko atau agen-agen penyalur, sehingga konsumen lebih mudah mendapatkan barang tersebut.
Ekonomi perusahaan adalah bagian dari ilmu ekonomi. Oleh karena itu, kalau kita ingin mengetahui apa isi dari ekonomi perusahaan, pertama-tama kita harus mengetahui ilmu ekonomi pada umumnya bergulat dengan masalah apa. Secara sangat singkat dapat dikatakan bahwa ilmu ekonomi mempelajari perilaku ekonomi dari manusia.

3.2  Pelaku rumah tangga Perusahaan
Perilaku ekonomi berhubungan erat dengan kenyataan bahwa barang-barang dan jasa yang dimiliki oleh manusia selalu lebih sedikit daripada yang dibutuhkan untuk memenuhi segala keinginannya. Kebutuhan manusia akan barang dan jasa melebihi barang dan jasa yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Karena itu, naluri kemanusiaannya (yang dibekali dengan kepandaian) selalu berusaha agar dengan barang dan jasa yang dimilikinya, dia akan selalu dapat sebanyak mungkin memenuhi kebutuhannya. Barang dan jasa yang dimilikinya pada awalnya masih dalam bentuk alat-alat atau faktor-faktor produksi dalam bentuk bahan mentah. Maka alat-alat ini masih bisa dibentuk untuk menjadi berbagai macam barang dan jasa yang bisa dipakainya untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Maka alat-alat yang masih dalam bentuk bahan baku ini selalu diupayakan pemakaiannya sedemikian rupa, sehingga kepuasan yang diperoleh daripadanya se maksimal mungkin. Perilaku yang selalu memilih yang terbaik baginya dari sekian banyak kemungkinan ini, disebut perilaku ekonomi. Perilaku ini menjadi obyek dari studi ilmu ekonomi.
Yang paling mencolok dalam kehidupan kita sehari-hari, perilaku ekonomi kita jumpai dalam rumah tangga keluarga. Di sana pendapatan rupiah tertentu setiap bulannya harus dibagi-bagi kedalam berbagai macam pengeluaran, yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan dari keluarga yang bersangkutan. Jelas bahwa pada umumnya orang tidak cukup mempunyai pendapatan uang yang bisa memenuhi kebutuhannya akan barang dan jasa apa saja yang dikehendakinya. Karena itu, dia harus membagi pendapatannya untuk berbagai macam tujuannya, dan membaginya ini selalu dengan memilih-milih dan dengan memilah-milah yang sedemikian rupa, sehingga secara keseluruhan, kepuasan yang diperoleh daripadanya adalah yang sebesar-besarnya.
Kalau di dalam rumah tangga keluarga adalah keluarga yang dengan pendapatan tertentu harus mengatur pengeluaran dari pendapatan ini, ada rumah tangga lainnya lagi di dalam ekonomi. Rumah tangga ini adalah rumah tangga perusahaan. Di dalam rumah tangga perusahaan inilah pendapatan keluarga diperoleh. Rumah tangga perusahaan ini untuk selanjutnya disebut perusahaan. Perilaku ekonomi di dalam perusahaan sama saja dengan yang berlaku di rumah tangga keluarga. Setiap kali pimpinan perusahaan dihadapkan pada persoalan bagaimana caranya memakai alat-alat produksinya yang terbatas itu sedemikian rupa, sehingga hasil akhirnya yang paling menguntungkan bagi perusahaannya. Dalam perusahaan kita biasa mengatakan, bagaimana caranya supaya kita memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
Karena perilaku ekonomi adalah selalu memilih dari berbagai macam alternatif, kita akan selalu berhadapan dengan masalah memilih dalam mengendalikan dan memimpin perusahaan.

3.3  Tugas Rumah Tangga Ekonomi Perusahaan
Tugas rumah tangga utama ekonomi perusahaan adalah menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi yang terjadi di dalam perusahaan. Ekonomi Perusahaan harus bisa menganalisa faktor-faktor apa yang penting, dan bagaimana hubungan antara faktor-faktor tersebut. Maka ekonomi perusahaan antara lain menyelidiki hubungan antara perubahan hasil penjualan dalam rupiah dengan perubahan biayanya. Mengingat bahwa laba dibentuk oleh hasil penjualan yang dikurangi dengan biayanya, maka pola-pola penentuan laba juga menjadi pusat perhatian ekonomi perusahaan.
Apabila ekonomi perusahaan memang bisa menjelaskan segala-galanya ini, dia akan mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai cara bekerjanya perusahaan. Untuk pimpinan perusahaan, pengetahuan dan gambaran semacam ini adalah alat yang sangat penting untuk bisa mengendalikan dan memimpin perusahaan sebagaimana mestinya.

3.4 Ruang Lingkup Rumah Tangga Ekonomi Perusahaan
Seperti telah kita kenali, ekonomi perusahaan mempelajari perilaku yang melakukan pilihan-pilihan di dalam mengurus perusahaan.
Kita mulai dengan perusahaan yang masih belum ada, dan karena itu masih harus didirikan. Kita akan dihadapkan pada permasalahan yang banyak dan rumit sifatnya, seperti:
·        Barang atau jasa apakah yang sebaiknya diproduksi oleh perusahaan ini, kalau kita memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemasaran dan biayanya?
·        Dimanakah tempat yang paling baik untuk perusahaan tersebut?
·        Berapa besar sebaiknya kapasitas produksi dari perusahaan tersebut?
·        Metode produksi apa yang akan kita terapkan?
·        Bentuk hukum apa yang paling baik dan bagaimana cara pendanaannya?
·        Bagaimana cara membangun struktur organisasinya dan cara menangani penarikan dan penempatan tenaga manusianya?
Dari setiap pertanyaan tersebut di atas disusun berbagai alternatifnya. Kombinasi dari berbagai alternatif ini lalu menjadi gambaran dari berbagai macam proyek. Proyek semacam ini kita sebut juga sebagai proyek investasi, karena pada pendiriannya sejumlah uang harus diinvestasikan ke dalam faktor-faktor produksi yang diperlukan bagi bekerjanya perusahaan yang bersangkutan, yakni : tanah, gedung, mesin, bahan mentah dan sebagainya.
Para pendiri harus melakukan pilihan terhadap berbagai macam kemungkinan atau alternatif investasi. Dengan kata lain, mereka dihadapkan pada persoalan yang rumit untuk melakukan seleksi dari berbagai macam proyek-proyek investasi.
Dalam tahun-tahun selanjutnya setelah perusahaan didirikan, pimpinan perusahaan akan terus menerus dihadapkan pada permasalahan sebagai berikut:
·        Apakah perusahaan harus diperluas?
·        Pendanaan yang bagaimanakah yang terbaik?
·        Apakah barang-barang yang kita produksi masih menguntungkan, ataukah kita sudah harus beralih pada produksi barang-barang lain?
·        Apakah kita tidak lebih baik bekerja sama dengan perusahaan lain?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut juga banyak pilihan.
Dengan mengambil keputusan melakukan pilihan-pilihan tertentu, pimpinan perusahaan telah menentukan kearah mana perusahaan akan dikemudikan olehnya. Penentuan kebijaksanaan untuk lebih dari satu tahun mendatang disebut perencanaan jangka panjang. Dalam praktek, perencanaan jangka panjang mencakup jangka waktu 3 sampai 5 tahun; tetapi dalam beberapa perusahaan jangka waktunya lebih lama lagi. Semakin lama jangka waktu yang diambil, sifat perencanaannya semakin dalam bentuk garis-garis besarnya saja. Sudah dengan sendirinya bahwa perencanaan jangka panjang harus selalu ditinjau kembali berdasarkan harapan-harapan yang berubah-ubah.
Dalam menentukan rencana jangka panjang, sekaligus juga sudah ditentukan besarnya kapasitas produksi dan struktur yang akan dimiliki oleh perusahaan untuk tahun-tahun mendatang. Dengan demikian, kemungkinan dan batasan dari produksinya telah juga ditentukan. Pertanyaan yang berlainan sama sekali adalah bagaimana cara memanfaatkan perusahaan sebaik-baiknya dalam jangka pendeknya, atau dalam bulan-bulan mendatang. Pertanyaan ini adalah masalah perencanaan jangka pendek. Kalau permasalahan perencanaan jangka panjang tadi adalah berapa besar kapasitas produksi dan struktur dari perusahaan yang akan kita bangun, dalam perencanaan jangka pendek soal kapasitas dan struktur adalah ketentuan yang sudah tidak dapat dirubah-rubah lagi. Masalah perencanaan jangka pendek adalah bagaimana memanfaatkan kapasitas dan struktur yang sudah ada se efisien mungkin.
Perencanaan jangka pendek dibuat dalam kerangka perencanaan jangka panjang.
Pada perencanaan jangka pendek biasanya dikaitkan penugasan kepada mereka yang harus melaksanakan rencana tersebut. Dalam penganggaran (anggaran yang mengandung penugasan) penugasan-penugasan kepada para fungsionaris diperinci lebih lanjut.
Kelanjutan dari perencanaan yang sekaligus juga merupakan pelengkapnya adalah penentuan rugi/laba. Setelah berlangsungnya jangka waktu tertentu, pemilik atau pimpinan perusahaan ingin mengetahui apakah rencananya terealisasikan, dan apakah hasil yang ditargetkan memang tercapai. Untuk itu dibutuhkan penentuan rugi/laba secara berkala.
Namun penentuan rugi/laba berkala ini bukan hanya berguna untuk mengetahui rugi/laba perusahaan secara keseluruhan. Yang tidak kalah pentingnya adalah informasi mengenai tingkat rugi/laba untuk berbagai macam produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Juga perlu diteliti sampai di mana berbagai bagian atau divisi dari perusahaan telah bekerja sesuai dengan rencana. Kalau rugi/laba setiap bagian kita ketahui, kita juga dapat menentukan tangggung jawab dari setiap kepala bagian, sampai seberapa jauh mereka masing-masing telah memenuhi penugasan yang diberikan kepadanya. Karena itu, pada setiap penentuan rugi/laba melekat juga analisa dari rugi/laba yang bersangkutan.








BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Perusahaan adalah tempat berlangsungnya proses produksi. Dengan demikian, kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi (menghasilkan barang). Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen.
Ekonomi perusahaan adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku ekonomi di dalam rumah tangga perusahaan. Ekonomi perusahaan seolah-olah meneropong rumah tangga produsen dengan kaca pembesar. Oleh karena itu, bisa juga disebutkan, bahwa ekonomi perusahaan adalah penajaman fokus penglihatan pada bagian perilaku produsen dari ekonomi mikro.
Berdasarkan lapangan usahanya, perusahaan yang ada dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu industri primer, industri sekunder, dan industri tersier.
a.      Industri Primer
Industri primer adalah perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang disediakan oleh alam. Contohnya, pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan.
b.     Industri Sekunder
Industri sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang industri atau perusahaan-perusahaan yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi dan siap untuk dikonsumsi masyarakat. Contohnya: perusahaan mobil, sepatu, pakaian, dan lainlain.
c.      Industri Tersier
Industri tersier adalah industri yang menghasilkan jasa-jasa perusahaan yang menyediakan pengangkutan (transportasi), menjalankan perdagangan, memberi pinjaman, dan menyewakan bangunan.
Selain berperan sebagai produsen, perusahaan juga sebagai pelaku konsumsi. Perusahaan akan membutuhkan berbagai bentuk faktor produksi seperti bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja, mesin, dan lain sebagainya. Semua itu dapat diperoleh dengan cara membeli dari rumah tangga keluarga atau rumah tangga pemerintah (negara). Misalnya, perusahaan roti, akan membutuhkan telur, tepung terigu, gula pasir, bahan pengembang, tenaga kerja, oven, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dikonsumsi perusahaan untuk memperlancar proses produksi.

4.2  Saran
Dalam persepktif sosial yang lebih luas, kita harus memahami pengertian yang mengenai apa yang kita maksud dengan keuntungan (profit), kerugian (lost), dan biaya (cost) secara lebih luas pula. Konsep kita tentang neraca (balance) di dunia usaha, dengan sendirinya, juga harus berubah. Ke dalam pengertian kita tentang neraca itu, tidak hanya terkandung aspek-aspek penerimaan dan pengeluaran atau pembayaran secara finansial yang perlu diperhitungkan, tetapi juga biaya social (social costs) dan biaya politik (political costs), kerugian sosial (social lost) dan kerugian politik (political lost), serta keuntungan sosial (social profit) dan keuntungan politik (potical profit) tidak boleh diabaikan, apabila perusahaan diharapkan berkembang secara berkelanjutan (sustainable growth).




DAFTAR PUSTAKA


Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Marwindu. 2012. [tersedia online: http://ips-mrwindu.blogspot.com/2009/04/pelaku-ekonomi.html diakses tanggal 15 Maret 2012